Tingkat pertumbuhan populasi yang relatif cepat di Jawa Barat membuat kebutuhan akan sumber daya alam semakin meningkat pula. Saat ini tutupan hutan di Jawa Barat hanya 22%, dengan luasan hutan alam tersisa 816.000 hektar yang terdiri dari hutan taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, hutan lindung dan hutan produksi. Sisa hutan sebagai modal alam yang memberikan layanan jasa lingkungan bagi jutaan orang tidak luput dari tekanan dengan memanfaatkannya secara tidak berkelanjutan. Dengan berfokus pada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Gedepahala), kami menjaga hutan yang menopang kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Mengapa penting?
Tantangan
Yang kami lakukan
1. Green Wall
Bekerja sama dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, kami mengembalikan fungsi kawasan perluasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango melalui restorasi ekosistem dan peran aktif masyarakat. Sekitar 120.000 pohon hutan dan 13.000 pohon buah produksi sudah ditanam sejak tahun 2008. Setiap tahunnya dilakukan pemeliharaan melalui kegiatan pemantauan dan penggantian (penyulaman) tanaman yang tidak dapat bertahan hidup. Kami juga melakukan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar agar menjadi penyangga sosial dalam upaya konservasi di taman nasional ini.
2. Pendidikan Konservasi
“Tak kenal maka tak sayang adalah pepatah yang tepat digunakan untuk mulai belajar mengenal alam.”
Kami bersama dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Yayasan Alam Mitra Indonesia mengembangkan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bedogol. Terletak di dalam area Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, tempat ini bertujuan untuk memperkenalkan hutan tropis pada masyarakat luas khususnya masyarakat di sekitar taman nasional melalui program pendidikan, ekowisata dan penelitian. Selain pusat pendidikan, kami juga melakukan pendidikan keliling (mobile unit) sejak tahun 2003 dengan mengunjungi sekolah-sekolah dan masyarakat di sekitar hutan.
3. Konservasi Owa Jawa
Sebagai salah satu spesies yang marak diperdagangkan membuat jumlah owa jawa yang tersisa hanya sekitar 1.000-5.000 individu. Sebagai langkah nyata untuk menyelamatkan spesies ini, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Yayasan Owa Jawa dengan dukungan dari Universitas Indonesia, Silvery Gibbon Project dan Conservation International membuat program penyelamatan dan rehabilitasi bagi owa jawa. Kami menyelamatkan dan merehabilitasi owa jawa yang sebelumnya dijadikan hewan peliharaan agar dapat hidup di habitat alami. Pendidikan dan penyadartahuan juga dilakukan agar masyarakat dapat memahami pentingnya pelestarian spesies ini.
4. Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat memiliki peranan penting dalam upaya konservasi. Dengan kegiatan pemberdayaan ini diharapkan masyarakat dapat mengurangi ketergantungan akan lahan taman nasional. Kami mengembangkan kemampuan masyarakat di pertanian dan memberikan alternatif ekonomi melalui pertanian terpadu, budidaya ikan tawar dan peternakan. Bersama dengan masyarakat kami juga membangun pembangkit listrik tenaga air, fasilitas air bersih dan koperasi desa.